Rabu, 07 September 2011

Ayam dan Bebek




Sepasang pengantin baru tengah berjalan bergandengan tangan disepanjang pantai pada suatu senja musim panas yang indah, seusai menikmati santap sore. Mereka sedang menikmati kebersamaan yang menakjubkan tatkala mereka mendengar suara di kejauhan : “Kuek! KueK!”“Dengar” kata si istri, “itu pasti suara ayam”.

“Bukan” bukan. itu suara bebek". kata si suami.


“Nggak, aku yakin itu ayam,” Si istri bersikeras.

“Mustahil. Suara ayam itu ‘Kukuruyuuuk’ Bebek itu ‘Kuek! Kuek!’ itu bebek sayang,” kata si suami dengan gejala-gejala awal kejengkelan.

“Kuek! Kuek! terdengar lagi.

“Nah, tuh! itu suara bebek,” kata si suami.

“Bukan, sayang. itu ayam aku yakin betul”, tandas si istri sembari menghentakkan kaki.

“Dengar ya! itu a… da.. lah.. be.. bek, B-E-B-E-K. bebek! mengerti? si suami berkata gusar.

“Tapi itu Ayam,” masih saja si istri bersikeras.

“Itu Jelas-Jelas Bue.. bek, Kamu.. kamu..”

Terdengar lagi suara, “kuek! Kuek” sebelum si suami mengatakan sesuatu yang sebaiknya tak di katakannya.

Si istri hampir menangis, “tapi itu ayam…”

Si suami melihat air mata yang mengembang di pelupuk mata istrinya, dan akhirnya ingat kenapa dia menikahinya. Wajah nya melembut dan katanya dengan mesra.

“Maafkan aku, sayang. kurasa km benar. Itu memang suara ayam kok.”

Maksud dari cerita bahwa si suami akhir nya sadar adalah siapa sih yang peduli itu ayam atau bebek? yang lebih penting adalah keharmonisan mereka, yang membuat mereka dapat menikmati kebersamaan pada malam yang indah itu. berapa banyak pernikahan yang hancur hanya gara-gara persoalan sepele? berapa banyak perceraian terjade karena hal-hal “ayam atau bebek”?

Pernikahan N persahabatan jauh lebih penting ketimbang mencari siapa yang benar tentang apakah itu ayam ato bebek. lagi pula, betapa sering kita merasa yakin, amat sangat mantap, mutlak bahwa kita benar, namun belakangan ternyata kita salah? Lho, siapa tahu? mungkin saja itu adalah ayam yang di rekayasa genetik sehingga bersuara seperti bebek?

Membuka Pintu Hati – AJAHN BRAM


2 komentar:

  1. Benar sob,kadang kita lupa akan hal sepele.Bebek dan ayam ini akan jadi buah pelajaran yg sangat berarti untuk menjaga nilai sakral sebuah perkawinan.Makasih infonya,happy weekend and happy blogging.

    BalasHapus
  2. Iya sob, terimakasih. terkadang ego kita sulit dikontrol. tapi akan berubah saat sudah menikah. semoga bisa selalu jadi pelajaran dan ingatan untuk kita, amin.

    BalasHapus

MARI BUDAYAKAN BERKOMENTAR...!!!

Hallo sobat atahira...,
Kiranya berkenan memberi sepatah dua patah kata komentar untuk postingan ini.
Komentar sobat sangat berharga untuk kemajuan blog ini, terimakasih.

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

DAN BERCERMINLAH..., KARENA DENGAN BERCERMIN KITA BISA MERUBAH DIRI

Kata Mutiara

"Jangan terlalu berlebihan memuji seseorang, karena kita akan merasa malu ketika suatu saat harus mengakui kekurangannya.
dan jangan terlalu berlebihan menghujat seseorang, karena kita akan menjadi risih ketika suatu saat harus mengagungkan kelebihannya"