Pantai Matras

Pantai landai berpasir putih halus sepanjang 3 km dilatarbelakangi pepohonan kelapa dan aliran sungai alami. Karena keindahannya, pantai ini sering disebut pantai surga.

Parai Beach Resort

Terletak di desa Matras, kelurahan Sinar Jaya, kecamatan Sungailiat. Pantai ini telah dilengkapi fasilitas wisata dengan klasifikasi hotel berbintang empat dan berbagai sarana hiburan.

Pantai Pasir Padi

Pasir Padi merupakan salah satu pantai menawan di pulau Bangka. Terletak di desa Air Itam Pangkalpinang dan hanya berjarak kurang lebih 8km dari pusat ibukota Propinsi Bangka Belitung.

Pantai Ketawai

Berada di pulau Ketawai, masuk wilayah desa Kurau kecamatan Koba kabupaten Bangka Tengah. Pulau ini berbentuk elips dan untuk mengelilingi pulau ini hanya diperlukan waktu sekitar 45 menit dengan jalan kaki. Hampir seluruh pulau dipenuhi pohon kelapa.

Pantai Romodong

Berada di Belinyu sekitar 77 km dari Sungailiat. Panjang keseluruhan pantai mencapai 4 km. Lautnya landai, berpasir putih dan halus. Airnya bening bak kristal.

Tampilkan postingan dengan label Kisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah. Tampilkan semua postingan

Senin, 03 Maret 2014

Woy,, Dia Datang Lagi!!

Welcome bat..!!

Sahabat Bloggers.. ternyata sudah lama banget saya gak nulis. teritung tiga tahunan lah, ckckck.. (sebenernya sih dua tahun,, cuma biar agak didramatisir aja, hehe) kemana aja nih? liat-liat blog sendiri aja jarang bener,, boro-boro mau tandang ke blog sebelah, ckckck...

Tapi itulah kehidupan ternyata (minimal kehidupan saya,,), ya ya ya... terkadang sukar ditebak kapan 'mood'nya atau emang lagi konsisten nulis kali.

Sebenernya gak juga sih bat.. (baca: sahabat), beberapa saat kemaren lagi fokus aja di kerjaan, jadi yaaaa....,, rada sibuk dikit gitu n gak sempet mampir. Lha, sibuknya nya kan dikit, kok ampe 3 x ulang tahun ya? hadeuh.. 

owh itu, saya kan lagi sibuk jadi pengantin baru kemaren,, jadi yaaa, banyak kesibukan lah.. tau sendiri lah jadi pengantin baru gimana?? ya kan? iya iya, kayak udah meried aja ente bat. 

Eits, jangan salah.. kita juga jadi pengantin,, tapi masih bisa lah buka blog, gak sampe taunan gini malah... Hehe,,, iya sih.. tapiii.. eee, gini, apa ya,, nganu.. eee.. ahh.. udah ah, gak usah dilanjutin. Nanti capek buat bahan ngelesnya. Mending kita bahas yang lain aja key? Mantaf.. Nah nah,, ada disebutin ulang tahun tuh barusan,, mending kita bahas tuh.. yuk mari.. 

tau gak? slidik punya slidik (gak perlu pake FBI segala kok), sebenernya sebentar lagi saya ulang tahun lho (via Masehi). yahh, sekitar 4 minggu an lebih lah. Tepatnya tanggal paling bungsu di Maret ini. tanggal berapakah itu?? 28, 29, 30, atau 31.

Tara....,,,,!!! yak, yak bener sekali, 31..!! yang salah jawab kelewatan!! apalagi yang bilang tanggal 28, kelewatan sangat tuh malah. emang ada Maret cuma sampe 28,, yang ada juga di bulan Agustus om,,, ckckck.. gak pernah masuk teka sih..

tapi gak apa-apa, ngapain pusing juga mikirin tanggal lahir orang, ya gak bat?? nah nah,, masih ada juga yang tanya bat itu apa an?? baca lagi di atas ya.. 

Tapi ya seenggak-enggaknya lah, namanya juga sahabat. kalo ada dari sahabat yang punya waktu buat ngucapin. bisa kok di buku tamu kita, ato di twitter saya, ato di pesbuk. apalagi kalo kirim kado, makin mantaf dah.. 

sstttt..!! jangan bilang ngarep ya ini,, gak segitunya kok.. tapi setengah maksa.. hahaha...

udah, kadonya gak usah dipikirin dah. Ini mulai rada serius nih. tak kasih dispensasi.. dari kecil gak pernah yang kayak gitu an juga soalnya. huhuhu... kita ini makekuba bat. tau kan makekuba? yak.. cari tau sendiri dah.

Yang jelas, saya udah bisa n mau balik lagi ngelietin blog ini aja udah saya syukuri banget lho bat. semoga kedepannya saya bisa terus nulis, baik yang agak berbobot maupun yang rada 'ngacau'. Yang murni ide sendiri maupun dari hasil jerih payah orang lain. Merdeka..!!

Terakhir. saya pengen sambutan dari para sahabat dong. ucapin apa kek, welcome, selamat datang kembali, jangan pergi lagi plizz, i miss u, we love you,, ato apa lah yang bisa bikin hati ini berdegub kencang kayak lagunya Blink yang gini 'dag dig dug hati ku.. dag dig dug hati kuuuuuuu...',,, hahahaha,, halaaahh...

Terakhir, ini terakhir beneran bat (beda sama bos saya kalo ngomong terakhir itu udah dikalkulasi sama temen artinya masih ada waktu setengah jam an buat ngoceh, ckckck), mari saling berbagi kebaikan di seantero jagat raya,, salam blogger.. 

Rabu, 07 September 2011

Ayam dan Bebek




Sepasang pengantin baru tengah berjalan bergandengan tangan disepanjang pantai pada suatu senja musim panas yang indah, seusai menikmati santap sore. Mereka sedang menikmati kebersamaan yang menakjubkan tatkala mereka mendengar suara di kejauhan : “Kuek! KueK!”“Dengar” kata si istri, “itu pasti suara ayam”.

“Bukan” bukan. itu suara bebek". kata si suami.


“Nggak, aku yakin itu ayam,” Si istri bersikeras.

“Mustahil. Suara ayam itu ‘Kukuruyuuuk’ Bebek itu ‘Kuek! Kuek!’ itu bebek sayang,” kata si suami dengan gejala-gejala awal kejengkelan.

“Kuek! Kuek! terdengar lagi.

“Nah, tuh! itu suara bebek,” kata si suami.

“Bukan, sayang. itu ayam aku yakin betul”, tandas si istri sembari menghentakkan kaki.

“Dengar ya! itu a… da.. lah.. be.. bek, B-E-B-E-K. bebek! mengerti? si suami berkata gusar.

“Tapi itu Ayam,” masih saja si istri bersikeras.

“Itu Jelas-Jelas Bue.. bek, Kamu.. kamu..”

Terdengar lagi suara, “kuek! Kuek” sebelum si suami mengatakan sesuatu yang sebaiknya tak di katakannya.

Si istri hampir menangis, “tapi itu ayam…”

Si suami melihat air mata yang mengembang di pelupuk mata istrinya, dan akhirnya ingat kenapa dia menikahinya. Wajah nya melembut dan katanya dengan mesra.

“Maafkan aku, sayang. kurasa km benar. Itu memang suara ayam kok.”

Maksud dari cerita bahwa si suami akhir nya sadar adalah siapa sih yang peduli itu ayam atau bebek? yang lebih penting adalah keharmonisan mereka, yang membuat mereka dapat menikmati kebersamaan pada malam yang indah itu. berapa banyak pernikahan yang hancur hanya gara-gara persoalan sepele? berapa banyak perceraian terjade karena hal-hal “ayam atau bebek”?

Pernikahan N persahabatan jauh lebih penting ketimbang mencari siapa yang benar tentang apakah itu ayam ato bebek. lagi pula, betapa sering kita merasa yakin, amat sangat mantap, mutlak bahwa kita benar, namun belakangan ternyata kita salah? Lho, siapa tahu? mungkin saja itu adalah ayam yang di rekayasa genetik sehingga bersuara seperti bebek?

Membuka Pintu Hati – AJAHN BRAM


Sabtu, 11 Juni 2011

Nurlena oh Nurlena, Siapakah Dirimu?

Kisah ini serasa beberapa tahun yang lalu. Awal ceritanya, saat itu aku sedang berada dalam sebuah angkutan kota (angkot) yang sedang mengantri menunggu penumpang yang lainnya di sebuah terminal. Saat itu aku mengambil bangku bagian belakang yang masih kosong, karena bagian depan dan tengah telah terisi penumpang. Tak lama kemudian masuk seorang anak kecil laki-laki yang menurut perkiraanku masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Anak kecil itu mengambil posisi bangku belakang juga. Aku memang kurang suka duduk di bagian paling kanan belakang dengan alasan tempatnya gak nyaman dan susah jika ingin turun. Maka akupun memberi jalan masuk untuk si anak mengambil bangku pojok itu.

Benar saja, menunggu seperti ini memang benar pekerjaan yang membosankan, ku ambil sebuah koran yang tergeletak di sampingku. Ku perhatikan koran ini, koran lokal yang sedikit tergulung. Tak tau apakah koran ini ketinggalan atau sengaja ditinggalkan pemiliknya. Ku baca headline, kemudian ku bolak-balik halamannya, tapi rasanya tak ada yang menarik atau mungkin aku yang malas membacanya. Maklum cuaca menjelang sore ini memang sedikit panas.

"Pir, dah mau berangkat belum? Panas nech. Berangkat yuk.!!". Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang duduk ditengah memecah suasana.

"Iya,bentar lagi". Sahut sang sopir yang sedari tadi ngobrol bersama rekan-rekannya yang lain sambil sesekali mengeluarkan asap rokok dari hidung dan mulutnya. Tak jarang ia berteriak memanggil calon penumpang untuk naik ke angkotnya.

Ku temukan teka-teki silang pada sebuah halaman. Sebagian besar telah diisi oleh pemiliknya. Aku pun segera mengambil pena yang memang selalu ku simpan di saku celana dan segera mencoba mengisi teka-teki silang yang masih kosong. Lumayan untuk modal menunggu keberangkatan. Sementara anak kecil yang disebelahku sedang asik mendengarkan musik lewat headsetnya sembari memejamkan mata. Kaki kanannya ditekuk dan ditumpukan pada bangku yang ia duduki. Alangkah senang anak ini, gumamku. Aku sendiri tak mengerti apa maksud ucapanku. Aku hanya tersenyum dan melanjutkan fokus pada halaman teka-teki ini.

Tak beberapa lama kemudian, muncul seorang perempuan berjilbab naik dan mengambil bangku belakang. Sama seperti sebelumnya, sambil tersenyum aku juga mempersilahkan sang perempuan untuk duduk di antara aku dan si anak kecil. Dibalas oleh perempuan berjilbab berdengan senyuman sambil terdengar mengucapkan terima kasih. Subhanallah.., sungguh manis tutur dan senyumannya. Perempuan ini masih muda, wajahnya putih bersih, tinggi semampai dan terlihat sangat anggun. Ya allah.., hatiku berkata. Jantungku sedikit berdegub. Rasanya aku benar-benar mengaguminya.



Konsentrasiku pecah, tak lagi fokus pada teka-teki silang ini. Hanya pura-pura berfikir, namun sebenarnya memikirkan perempuan disampingku ini. Sesekali mata ini mencoba mencari kesempatan melirik keindahan ciptaan Tuhan ini. Rasanya ingin menyapa, tapi kekuatan itu serasa hilang. Ah.., terkadang benci dengan perasaan ini. 

Tapi, tak tau darimana datangnya keberanian ini. Tiba-tiba saja muncul kata-kata dari bibirku.
"Mau pulang ya?". Sapaku pelan.
"Iya bang". Sahutnya. Saat itu ku beranikan menatap wajahnya. Ku perhatikan giginya yang putih dan rapi serta senyumnya yang... Subhanallah..., benar-benar manis. Entah berapa kali aku memuji keagungan sang pencipta. Ya Allah, sungguh sempurna Engkau menciptakan mahlukmu yang satu ini.

"Habis pulang kuliah ya? Atau pulang kerja?". Lanjutku.
"Pulang kerja bang". Jawabnya.
"Abang sendiri dari mana?". Dia balik bertanya.
Dan sekarang akupun sudah mulai bisa mengendalikan kegugupanku. Dalam beberapa saat, kami sudah tenggelam dalam obrolan seputar pekerjaan masing-masing. Bersamaan dengan keberangkatan mobil yang kami tumpangi. Angin yang masuk pun membuat cuaca semakin sejuk. Sementara anak kecil yang duduk paling pojok tadi terlihat masih terus asik dengan dunianya.

Ngomong-ngomong, kita belum kenalan ya. Namanya siapa?".  Akhirnya keluar juga bagian yang aku tunggu-tunggu.

"Nur bang...".Jawabnya pelan.
"Siapa?". Tanyaku masih ragu.
"Nur..". Jawabnya lagi. Sembari ia meminjam pena yang dari tadi kugunakan untuk mengisi teka-teki.

NURLENA. Nama itu ditulisnya pada bagain kosong sebuah halaman koran yang tadi ku pegang. Akupun tak lupa ikut mengejanya.

"Kalau abang?". Tanyanya balik.

Ku ambil pena dan korannya, lantas ku tuliskan namaku di sebelah namanya. Lantas ku tunjukkan padanya. Dan ia pun membacanya.


"Ulang tahunnya kapan?". tanyaku makin penasaran.

Sembari tersenyum, diambilnya lagi pena ditanganku dan kemudian ia menuliskan tanggal lahirnya. Kulihat ia menulis.

28 September.

"Tahunnya?".
"Kira-kira aja". Jawabnya sambil tertawa kecil dan memberikan pena itu padaku. Dan pujian itu kini keluar dari bibirku. Terang-terangan.
"Subhanallah..". Gumamku. Perempuan ini benar-benar cantik, andai saja.....,hmm.
"Kenapa?" Tanyanya.
"Gak pa pa kok". Jawabku malu.
"Ayolah...,kok gak sekalian?". Lanjutku. Namun hanya di balasnya dengan geleng-geleng kecil dan sebuah senyuman.
"Kira-kira yach". Ku sedikit berfikir.

Lantas ku tambahkan 1987 pada tulisannya tadi.
"87 ya? atau 88?".
Dijawabnya dengan senyuman dan anggukan pelan.
"Owh, 88...". Lantas ku ubah angka 7 nya menjadi 8.

"Masih muda ya. Nurlena, 28 September 1988". lanjutku.
Sambil tersenyum iapun mengangguk dan balik bertanya. Lantas segera kutuliskan tanggal lahirku.

Percakapan pun sempat terhenti ketika ada penumpang yang turun diikuti si anak kecil tadi beberapa saat kemudian. Kamipun memberi ruang untuknya keluar. Setelah mobil kembali berjalan, percakapan kami pun berlanjut. Apa yang bisa menjadi bahan pun akan aku utarakan demi terus menghidupkan suasana, dan si perempuan pun terlihat makin santai dan nyaman dengan orolan kami. Saat itu hati ini benar-benar bahagia, rasanya tak ingin mobil ini segera sampai ke tujuan. Masih ingin ngobrol lama dengan perempuan cantik ini.

Namun akhirnya aku hampir sampai, dan aku segera pamit padanya.
"Rumahnya dimana bang?". tanyanya.
"Tuh di depan, ada persimpangan. Yuk mampir". Basa-basiku.
"Boleh lah bang,". Jawabnya.
Aku kaget bukan kepayang, karena tak menyangka perempuan ini akan menjawab seperti itu. Benarkah ia benar-benar akan mampir? Kan baru saja kami kenalan? Apa yang akan ku kasih tau ma orang tuaku nanti? Benakku bertanya-tanya. Tapi apa mau dikata atau mungkin jaga gengsi karena tadi dah nawarin. Akhirnya aku memastikan niatnya.

"Serius?" Tanyaku meyakinkan.
""Iya bang? Gak boleh ya? Kalo gak boleh gak pa pa kok".
"Owh, boleh, boleh kok. Yuk...". Jawabku antara terkejut, bingung bercampur senang.


Akhirnya, setelah membayar ongkos. Kamipun menyusuri jalan menuju rumahku yang terhitung masih jarang penduduknya.

""Jauh gak bang?". Tanyanya.
"Lumayan sech, 400 meter an lah".
""Owh, gak begitulah. Biasanya Nur berjalan lebih jauh dari ini". Tuturnya.

Dan percakapanpun berlanjut. Sesekali kami tertawa jika ada bahan candaan yang kukeluarkan.

"Kamu sungguh cantik ya Nur, beruntung sekali orang yang mendapatkanmu". Puji ku yang disambutnya dengan ucapan terimakasih dan tentu saja senyum manisnya.

Kini aku sudah berani memuji kecantikannya secara terang-terangan. Aku semakin yakin dan tak ragu-ragu lagi. Apalagi dia udah mau mampir kerumah. Hanya yang masih tak habis pikir adalah ketika ia mau mampir kerumahku. Apa yang bakal ku bilang sama orang tuaku yah nanti?

"Nah kita dah sampai Nur, Selamat datang dirumah abang".
"Assalamu'alakum...". Sapa ku pada empunya rumah.
"Waalaikumsalam...". Suara dari dalam menyambutku sembari membuka kan pintu yang tak lain adalah ibuku .
"Eh, dah pulang nich anak ku". Sapanya lembut.
"Udah bu, eh kenalkan ini temenku Nur". Jawabku sambil tersenyum senang.
Namun alangkah terkejutnya saat ku menoleh tak kutemukan Nur, perempuan yang dari tadi bersamaku. Ku perhatikan sekelilingku, namun tak kutemukan siapa-siapa.

"Nur... Nur". Teriak ku mulai kawatir.
"Nur mana? Jangan ngaco ah. Dari tadi gak ada siapa-siapa kok. Ibu juga meratiin dari dalam kami sendirian tadi pas kamu nyampe kok". Katanya yakin.
"Tadi ada bu, wong tadi kami satu angkot kok". Ujarku mencoba meyakinin sembari terus hilir mudik mencari si peremupan.
"Ah, udah ah jangan ngaco, yuk masuk. Gak ada siapa-siapa kok". Seraya menarik tanganku yang masih diliputi rasa bingung.

"Kemana ya dia tadi? Kok gak ada? Ya Allah.. dimana dan siapakah dia tadi?" Benak ku terus bertanya-tanya.


Tak lama kemudian, aku terjaga. Kulihat jam dinding pukul 07.20. Ternyata semua ini hanya mimpi.
Nurlena oh Nurlena, ckckckck.

Senin, 14 Maret 2011

Sejarah Pulau Bangka

Hmm, udah lama gak nulis tentang daerah sendiri. Baru ingat pernah dapet pesan dari sebuah grup di facebook. Balik lagi kebelakang, eh alhamdulillah pesennya masih ada, hihihi. Kadang ada untungnya juga gak buru-buru ngapus pesan di facebook. Yach, minimal kayak gini. Jadi ya udah, kita terusin aja sharenya . Sekedar berbagi pengetahuan n cerita aja. Moga bisa menambah pengetahuan kita bersama, amin...



Sejarah mengungkapkan bahwa Pulau Bangka pernah dihuni oleh orang-orang Hindu dalam abad ke-7. pada masa Kerajaan Sriwijaya pula Bangka termasuk pula sebagai daerah yang takluk dari kerajaan yang besar itu. Demikian pula kerajaan Majapahit dan Mataram tercatat pula sebagai kerajaan-kerajaan yang pernah menguasai Pulau Bangka. Namun pada masa itu pulau Bangka baru sedikit mendapat perhatian, meskipun letaknya yang strategis ditengah-tengah alur lalu lintas setelah orang-orang daratan Asia maupun Eropa berlomba-lomba ke Indonesia dengan ditemukannya rempah-rempah. Kurangnya perhatian dari para bajak laut yang menimbulkan penderitaan bagi penduduknya.

Untuk mengatasi kekacauan yang terjadi, Sultan Johor dengan sekutunya Sutan dan Raja Alam Harimau Garang. Setelah melakukan tugasnya dengan baik, juga mengembangkan Agama Islam ditempat kedudukannya masing-masing Kotawaringin dan Bangkakota. Namun sayangnya hal ini tidak berlangsung lama, kemudian kembali pulau Bangka menjadi sarang kaum bajak laut. Karena merasa turut dirugikan dengan dirampasnya kapal-kapalmya maka Sultan Banten mengirimkan Bupati Nusantara untuk membasmi bajak-bajak laut tersebut, kemudian Bupati Nusantara untuk beberapa lama memerintah Bangka dengan gelar Raja Muda. Diceritakan pula bahwa Panglima Banten, Ratu Bagus yang terpaksa mundur dari pertikaiannya dengan Sultan Palembang, menuju ke Bangka Kota dan wafat disana.

Setelah Bupati Nusantara wafat, kekuasaan jatuh ketangan putri tunggalnya dan karena putrinya ini dikawinkan dengan Sultan Palembang, Abdurrachman (1659-1707), dengan sendirinya pulau Bangka menjadi bagian dari Kesultanan Palembang. Pada tahun 1707 Sultan Abdurrachman wafat, dan ia digantikan oleh putranya Ratu Muhammad Mansyur (1707-1715). Namun Ratu Anum Kamaruddin adik kandung Ratu Muhammad Mansyur kemudian mengangkat dirinya sebagai Sultan Palembang, menggantikan abangnya (1715-1724), walaupun abangnya telah berpesan sebelum wafat, supaya putranya Mahmud Badaruddin menyingkir ke Johor dan Siantan, sekalipun secara formal sudah diangkat juga rakyat menjadi Sultan Palembang. Tetapi pada tahun 1724 Mahmud Badaruddin dengan bantuan Angkatan Perang Sultan Johor merebut kembali Palembang dari pamannya. Kekuasaan atas pulau Bangka selanjutnya diserahkan oleh Mahmud Badaruddin kepada Wan Akup, yang sejak beberapa waktu telah pindah dari Siantan ke Bangka bersama dua orang adiknya Wan Abduljabar dan Wan Serin. Kemudian atas dasar Konversi London tanggal 13 Agustus 1814, Belanda menerima kembali dari Inggris daerah-daerah yang pernah didudukinya ditahun 1803 termasuk beberapa daerah Kesultanan Palembang. Serah terima dilakukan antara M.H. Court (Inggris) dengan K. Heynes (Belanda) di Mentok pada tanggal 10 Desember 1816.

Kecurangan-kecurangan, pemerasan-pemerasan, pengurasan dan pengangkutan hasil Timah yang tidak menentu, yang dilakukan oleh VOC dan Ingris (EIC) akhirnya sampailah pada situasi hilangnya kesabaran rakyat. Apalagi setelah kembali kepada Belanda. Yang mulai menggali timah secara besar-besaran dan ang sama sekali tidak memikirkan nasib pribumi. Perang gerilya yang dilakukan di Musi Rawas untuk melawan Belanda, juga telah membangkitkan semangat perlawanan rakyat di Pulau Bangka dan Belitung. Maka pecahlah pemberontakan-pemberontakan, selama bertahun-tahun rakyat Bangka mengadakan perlawanan, berjuang mati-matian untuk mengusir Belanda dari daerahnya, dibawah pimpinan Depati Merawang, Depati Amir, Depati Bahrin, dan Tikal serta lainnya. Kemudian istri Mahmud Badaruddin yang karena tidak serasi berdiam di Palembang diperkenankan suaminya menetap di Bangka dimana disebutkan bahwa istri Sultan Mahmud ini adalah anak dari Wan Abduljabar. Sejarah menyebutkan bahwa Wan Abduljabar adalah putra kedua dari abdulhayat seorang kepercayaan Sultan Johor untuk pemerintahan di Siantan, Abdulhayat ini semula adalah seorang pejabat tinggi kerajaan Cina bernama Lim Tau Kian, yang karena berselisih paham lalu melarikan diri ke Johor dan mendapat perlindungan dari Sultan. Ia kemudian masuk agama Islam dengan sebutan Abdulhayat, karena keahliannya diangkat oleh Sultan Johor menjadi kepala Negeri di Siantan.

Sekitar tahun 1709 diketemukan timah, yang mula-mula digali di Sungai Olin di Kecamatan Toboali oleh orang-orang johor atas pengalaman mereka di semenanjung Malaka. Dengan diketemukannya timah ini, mulailah pulau Bangka disinggahi oleh segala macam perahu dari Asia maupun Eropa. Perusahaan-perusahaan penggalian timah pun semakin maju, sehingga Sultan Palembang mengirimkan orang-orangnya ke Semenanjung Negeri Cina untuk mencari tenaga-tenaga ahli yang kian terasa sangat diperlukan. Pada tahun 1717 mulai diadakan perhubungan dagang dengan VOC untuk penjualan timah. Dengan bantuan kompeni ini, Sultan Palembang berusa membasmi bajak-bajak laut dan penyelundupan-penyelundupan timah. Pada tahun 1755 pemerintah Belanda mengirimkan misi dagangnya ke Palembang yang dipimpin oleh Van Haak, yang bermaksud untuk meninjau hasil timaha dan lada di Bangka. Pada sekitar tahun 1722 VOC mengadakan perjanjian yang mengikat dengan Sultan Ratu Anum Kamaruddin untuk membeli timah monopoli, dimana menurut laporan Van Haak perjanjian antara pemerintah Belanda dan Sultan Palembang berisi :
• Sultan hanya menjual timahnya kepada kompeni
• Kompeni dapat membeli timah sejumlah yang diperlukan.

Sebagai akibat perjanjian inilah kemudian banyak timah hasil pulau Bangka dijual dengan cara diselundupkan. Selanjutnya tahun 1803 pemerintah Belanda mengirimkan misi lagi yang dipimpin oleh V.D. Bogarts dan Kapten Lombart, yang bermaksud mengadakan penyelidikan dengan seksama tentang timah di Bangka.

Perjanjian Tuntang pada tanggal 18 September 1811 telah membawa nasib lain bagi pulau Bangka. Pada tanggal itu ditandatanganilah akta penyerahan dari pihak Belanda kepada pihak Inggris, dimana pulau Jawa dan daerah-daerah takluknya, Timor, Makasar, dan Palembang berikut daerah-daerah takluknya menjadi jajahan Inggris. Raffles mengirimkan utusannya ke Palembang untuk mengambil alih Loji Belanda di Sungai Aur, tetapi mereka ditolak oleh Sultan Mahmud Badaruddin II, karena kekuasaan Belanda di Palembang sebelum kapitulasi Tuntang sudah tidak ada lagi. Raffless merasa tidak senang dengan penolakan Sultan dan tetap menuntut agar Loji Sungai Aur diserahkan, juga menuntut agar Sultan menyerahkan tambang-tambang timah di pulau Bangka dan Belitung. Pada tanggal 20 Maret 1812 Raffles mengirimkan Ekspedisi ke Palembang yang dipimpin oleh Jendral Mayor Roobert Rollo Gillespie. Namun Gillespie gagal bertemu dengan Sultan lalu Inggris mulai melaksanakan politik “Devide et Impera”nya. Gillespie mengangkat Pangeran Adipati sebagai Sultan Palembang denga gelar Sultan Ahmad Najamuddin II (tahun 1812). Sebagai pengakuan Inggris terhadap Sultan Ahmad Najamuddin II dibuatlah perjanjian tersendiri agar pulau Bangka dan Belitung diserahkan kepada Inggris. Dalam perjalanan pulang ke Betawi lewat Mentok oleh Gillespie, kedua pulau itu diresmikan menjadi jajahan Inggris dengan diberi nama “Duke of Island” (20 Mei 1812).

Sumber: Bangka | Bangka Tengah Facebook Community.

Senin, 28 Februari 2011

Catatanku Hari Ini, Amanah Baru

Hari ini ingin kutulis kisah ini (biar kalo lupa bisa dilihat dikemudian hari maksudnya,hehehe). Salah satu babak baru dalam perjalanan hidupku terjadi. Tepatnya hari ini, Senin 28 Pebruari 2011. Setelah hampir delapan tahun berkemelut di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Statistik dan Penanaman Modal(Bappeda-SPM) Kabupaten Bangka Tengah, mendapat amanah baru pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (KPPTSP) Kabupaten Bangka Tengah. Boleh dikatakan sebagai perintis, saya dan tujuh rekan lainnya yakni Amar, Agus, Qutty, Hendra, Andre, Surya dan Lova, yang juga diambil dari beberapa SKPD telah melakukan beberapa persiapan mulai dari penyiapan Visi Misi, rancangan RPJMD dan Renstra, rancangan tugas pokok dan fungsi, prosedur pelayanan, standar operasional pelayanan hingga persiapan ruangan Pelayanan yang mesti dirapikan. Hiihihi, lumayan capek sech, kejar tayang gitu.



Pada seminggu sebelumnya kami sudah mendapat amanah dari pimpinan bahwa Tim 8 (sebutan kami) akan ditugaskan pada awal Maret ini. Dan benar saja, tepat tanggal 25 Pebruari 2011, kami yang saat itu sedang rapat persiapan menerima Surat Perintah Tugas pada KPPTSP Bangka Tengah. Yach, sedikit bergetar, sedih bercampur haru. Bagaimana tidak, satu sisi mendapatkan amanah baru merupakan sebuah keinginan dari diriku pribadi. Kalau boleh jujur, ada kejenuhan saat harus berkemelut dengan pokok pekerjaan yang sama. Tapi pada sisi lain, harus merasakan sedih saat harus berpisah dengan rekan-rekan di Bappeda-SPM. Begitu juga dengan perasaan rekan-rekan Tim 8 yang lain, ternyata mereka juga merasakan yang sama. Cerita salah satu temanku yang masih honorer, yang sangat membuatku terharu saat ia hampir meneteskan air mata saat saya menceritakan bahwa saya akan dipindahtugaskan ke instansi yang baru. "Siapa yang akan membela kami nanti?". Ya, itulah ucapan yang saya dengar dan hampir saja tak kuasa menahan air mata haru ini, hmmm...

Hingga hari ini akhirnya tiba, Bupati Bangka Tengah dengan dihadiri jajaran pejabat Esselon melakukan launching Pelayanan Perizinan pada KPPTSP Kabupaten Bangka Tengah ini dengan harapan dapat mempermudah pelayanan perizinan serta mendorong investasi di Kabupaten Bangka Tengah. Kepada kami beliau berharap yang pada intinya dapat melaksanakan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Meski dengan pegawai delapan orang dan peralatan pada awal pembentukan ini, diharapkan kami tetap dapat bekerja dengan keras dan tetap profesional. Tentunya sangat disadari, dengan personil dan dana yang masih sangat minim ini, langkah kedepan masih sangat sulit dan panjang tuk kami tempuh untuk pelayanan yang lebih baik.

Terlepas dari semua itu, ada pelajaran yang dapat dipetik dari kisah ini. Adalah tentang cobaan hidup. Bukankah semua ini adalah ujian? Jalan kehidupan yang memang harus ditempuh dengan mengedepankan rasa terimakasih atas kepada sang pencipta akan semuanya. seperti lirik sebuah lagu, Syukuri apa yang ada,hidup adalah anugrah. Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik. Semoga saya dan kita semua termasuk kedalam golongan orang-orang yang pandai bersyukur, amin...

Selasa, 15 Februari 2011

Maulid Nabi dan Tradisi Nganggung di Pulau Bangka

Ini kisah dari negeri kami, pulau Bangka. Terletak di sebelah pesisir Timur Sumatra Selatan, berbatasan dengan Laut China Selatan di sebelah utara, Pulau Belitung di timur dan Laut Jawa di sebelah selatan yaitu 1°20’-3°7 Lintang Selatan dan 105° - 107° Bujur Timur memanjang dari Barat Laut ke Tenggara sepanjang ± 180 km. Dengan luas wilayah ± 11.693.54 km², Bangka yang dikenal dengan sebutan Pulau Timah ini memiliki adat istiadat dan budaya yang menarik. Salah satunya adalah tradisi nganggung pada perayaan hari-hari besar Islam.




Nganggung adalah sebuah kegiatan membawa makanan di atas dulang (tampah) dan menyantapnya bersama-sama setelah selesai pembacaan doa-doa dan pujian-pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Nganggung biasanya digelar di masjid-masjid maupun di surau. Ritual ini merupakan tradisi keagamaan yang masih sangat kental apalagi di daerah perdesaan. Tradisi ini merupakan rangkaian kegiatan yang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, saling membantu antarwarga dalam suatu desa atau kampung. Nganggung biasanya  dilakukan untuk menyambut datangnya hari besar Islam seperti 1 Muharram , Maulid Nabi , isro’ Mi’roj , Nuzul Qur’an , Idhul Adha , Idul Fitri. Pada hari-hari besar Islam tersebut selalu dirayakan dengan tradisi nganggung. Selain itu, nganggung juga untuk menghormati orang yang meninggal dunia atau menyambut kedatangan tamu besar, seperti gubernur, bupati atau walikota.

Begitu pula pada kesempatan kali ini, bertepatan dengan perayaan Maulid nabi Muhammad SAW tahun 1423 Hijriah. Masyarakat Pulau Bangka melakukan tradisi yang sudah turun temurun ini. Bahkan dibeberapa tempat, perayaan Maulid nabi dilakukan dengan sangat meriah bahkan melebihi kemeriahan perayaan hari raya Idul Fitri seperti di Desa Zed, Simpang Katis, Sinar Baru, Kemuja dan beberapa desa lainnya. Di Desa Kemuja Kecamatan Mendo Barat misalnya, sejak pagi hari masyarakat telah berbondong-bondong menuju masjid untuk menggelar berzanji. Berzanji adalah kitab dimana sejarah Rosullullah dikisahkan. Ratusan jamaah hadir memenuhi masjid Rahmatuddin, selain adat itu do'a dan hidangan sepintu sedulang menjadi bagian dalam perayaan maulid ini.

Setelah acara di masjid selesai, warga bergantian saling bergantian mengunjungi rumah sanak saudara maupun tetangga layaknya seperti perayaan hari raya Idul Fitri. Para tuan rumah menyediakan jamuan mulai dari kue-kue, minuman, dan tentunya tak ketinggalan ketupak 'lepet' yang merupakan menu wajib dalam perayaan-perayaan keagamaan seperti ini. Tamu yang datang pun tidak hanya dari Desa Kemuja, namun juga dari daerah lain yang ada dipulau Bangka.
Semoga tradisi ini tetap terjaga sepanjang masa, karena merupakan aset bangsa umumnya dan penduduk Bangka khususnya. Anda tertarik ke Pulau Bangka?

Rabu, 08 Desember 2010

Nasehat sang emak...!!!

"Something old, something new
Something I didn’t thought could be true
Have I forgotten, or have I never
Felt like this, as light as a feather
Not interested in love,


but I’m attracted to you...................................."

Suara merdu Sherina....., menggema di seluruh sudut kamarku sebagai pertanda ada panggilan masuk.
Hmm..., dan ku tau pasti kalau nada itu adalah panggilan khusus dari anggota keluarga.
Kulirik Hand Phone Sony Ericsson yang tergeletak dengan bebas di sebelah tangan kiriku, sembari jemari tanganku masih dengan lincah menyelesaikan balasan komen status pesbuk yang aku buat tadi sore.

“Oh… mami..mami…!” teriak ku spontan.

Tapi, seperti tak menghiraukan panggilan masuk, ku biarkan suara sang artis terus keluar dari speaker HP ku hingga berhenti dengan sendirinya.. (kecapean kali ya artisnya,hehe.. Upss, rekan-rekan jangan salah paham yach…, sebenernya bukan tak menghiraukan tu panggilan… tapi ntar aku yang bakal telpon balik, gitu.., wew..)

Tak berapa lama kemudian, aku selesai membalas komentar dari temen-temenku,,, dan masih ku sempatkan memberi komentar ke beberapa status yang baru di posting temen-temen.

Ku buka kunci keypad HP kesayanganku, kemudian ku lihat panggilan gagal barusan. Dengan cekatan tangan ku mengedit nomor yang tak lain adalah nomor ibuku dengan tak lupa menambahkan #1 didepannya.. (hmm, maklum pake kartu As, biar murah dikit nelponnya, hehehe…)

Tuuuuuuuuuuuuuuuuuuuttt…!!! tuuuuuuuuuuuuuuuuuttt…….!!! (kayak bunyi kereta api ya,hehe..)

“Hallo, Assalamu’alaikum? ” Suara lembut dari sebrang menyambut.

“Wa’alaikum salam, pe kabar mak? Sehat kan? Agik ngape nie? Ape cerita a tadi nelpon mak? Maaf, tadi ade gawe dikit…”. Jawabku bertubi. (hmm, sebener a ku ge bingung ne jawab ape nanyak ok??? Hmm, tau ah… pokok a sejenis lah, gkgkgkgk).

“Alhamdulillah sehat, mak agik baring-baring nich baru nek tidur.. Dak de crita apelah, cuma nek tau kabar ka bae. Ka sehat kan? Agik ngape?”. (wew, sayang nian rupe a mak kami ne kek ku, cuma nek tanya kabar ku bae, hehe...)

Ku lihat jam dinding hadiah undian jalan sehat Bangka Pos beberapa tahun yang lalu yang masih terus dengan setia berdetik tanpa lelah (kecuali pas habis batere kali, hehe).
Tepat jam 08.25. Hmm…, ibuku emang pakarnya kalo urusan tidur cepat. Beliau bilang biar bisa bangun dinihari untuk sholat malam, hmm…ckckckckck… kalo akku??? hmm, boro-boro, wew..

“Alhamdulillah sehat mak, agik ngadep komputer mak, agik pesbukan nich, hehe…”. Jawab ku malu-malu.

“ Pesbukan terus…. Lah makan lum? Sholat a??!!”.

“ Makan lah sudeh mak jam setengah tujuh tadi, tapi kalo Isya a lum,hehe..”. Jawabku pasrah.

“Lho,kok lum?? Lah jam berape ni? Kelak keduluk ngantuk…”. Lanjutnya.

“Hehe,aok mak bentar agik…”. Jawabku.

“Agiklah sering nunda-nunda sholat ok?? Cube sholat duluk, paling ge 10 menit kan?? Ntar kalo nek dilanjutin, lanjutinlah pesbukan a…”. tambahnya.

“Hehe,aok mak..” (Sementara Ibu ku meyakinkan masihkah aku sering menunda-nunda sholat, hmm…, berarti beliau punya harapan besar untuk anak-anaknya. Padahal terkadang sholatku masih juga ada bolong-bolongnya… Ya Allah, bantu hamba…)

“Mumpung agik dikasih kesempatan, jangan terlena kek dunia ni…? Banyak-banyak besyukur. Tunjukin lah rase syukur tu kek yang diatas.. Inget kalo tengah susah tu… Ka bayangin kalo orang yang nyari nafkah kek keluarga a siang malem sampe-sampe susah untuk dapet waktu luang a. Atau orang tengah sakit… Naah.., orang tu pun agik pacak berusaha ngeluangin waktu a kek sholat kan? Bener dak?
Bandingin kek ka yang lah Alhamdulillah kayak sekarang? Kurangi gawe yang kurang bermanfaat tu.. Bukannya dak jadi…, tapi diatur waktu a. Jadi sesibuk ape pun, usahain lah waktu sedikit untuk digawe sholat tu”.

“Aoklah mak, hehe”. Jawabku rada cengengesan.

“Mak tu pengen,,,. Kalo suatu saat ka jadi pemimpin…, atau kepala keluarga, ka bisa kasih contoh yang baik minimal untuk keluarga n anak-anak ka… Jangan suka menyia-nyia in waktu.., jangan sering nunda sholat!!. Kite kan dak tau sampe kapan umur kite... Kalo ditunda-tunda, aok pun umur a dikasih sampe kite lah ngerjain sholat a, kalo lum sholat lah di panggil yang diatas, cemane?? hehehe”. Tegasnya sambil rada guyon.

“Hahaha... Wew mak, jangan kayak tu.. ku ne agik bujang e,hehehe... Aoklah mak. Ku kan tengah berusaha lah ni”. Bela ku.

“Lho, kite kan emang dak tau umur a sampe berape? aok dak?? hehehe... Ya udah pun, sholat lah.. mak ge lah ngantuk.. Inget pesen mak tadi ok, jangan suka di tunda-tunda sholat a.. Udeh tu tidur dak usah malem igak, dak usah sering begadang, dijage kondisi badan tu ok”.

“Aoklah pun mak, makasih nasehat n doa a..". (dalam benakku, akku akan tetep berusaha mak, hmm, amin...)
"Met tidur be mak ok… Assalamu’alaikum…”.

“Wa’alaikumsalam…”. Pungkasnya.

Tapi men dipikir bener juga ok kate mak kami tu, hmm.. padahal kan sebener a pacak lah ninggal gawean pesbukan sebentar... Jangan kelak duluk, kelak duluk terus, ujung-ujung ngantuk, males, atau abis waktu a, wew…, mumpung agik dikasih kesempatan. Hmm, juga nunjukin rasa syukur atas rahmat yang lah dikasih selame ni. Inget dulu kalo tengah di uji sakit sampe opname 3 hari atau tengah kesulitan rase a..,ckckckckck... Bantu hamba ya rabb.. (hmm, jadi inget lagu Tomat-nya Wali).

(Ya Allah, ampunilah dosa-dosa hamba, dosa orang tua hamba, saudara-saudara hamba dan dosa orang-orang muslim.. Jadikanlah kami umat yang bersyukur dan masukkan lah kami ke dalam golongan orang-orang yang beruntung…, amin ya rabbal alamin...)

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

DAN BERCERMINLAH..., KARENA DENGAN BERCERMIN KITA BISA MERUBAH DIRI

Kata Mutiara

"Jangan terlalu berlebihan memuji seseorang, karena kita akan merasa malu ketika suatu saat harus mengakui kekurangannya.
dan jangan terlalu berlebihan menghujat seseorang, karena kita akan menjadi risih ketika suatu saat harus mengagungkan kelebihannya"