Pantai Matras

Pantai landai berpasir putih halus sepanjang 3 km dilatarbelakangi pepohonan kelapa dan aliran sungai alami. Karena keindahannya, pantai ini sering disebut pantai surga.

Parai Beach Resort

Terletak di desa Matras, kelurahan Sinar Jaya, kecamatan Sungailiat. Pantai ini telah dilengkapi fasilitas wisata dengan klasifikasi hotel berbintang empat dan berbagai sarana hiburan.

Pantai Pasir Padi

Pasir Padi merupakan salah satu pantai menawan di pulau Bangka. Terletak di desa Air Itam Pangkalpinang dan hanya berjarak kurang lebih 8km dari pusat ibukota Propinsi Bangka Belitung.

Pantai Ketawai

Berada di pulau Ketawai, masuk wilayah desa Kurau kecamatan Koba kabupaten Bangka Tengah. Pulau ini berbentuk elips dan untuk mengelilingi pulau ini hanya diperlukan waktu sekitar 45 menit dengan jalan kaki. Hampir seluruh pulau dipenuhi pohon kelapa.

Pantai Romodong

Berada di Belinyu sekitar 77 km dari Sungailiat. Panjang keseluruhan pantai mencapai 4 km. Lautnya landai, berpasir putih dan halus. Airnya bening bak kristal.

Tampilkan postingan dengan label Profil. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Profil. Tampilkan semua postingan

Kamis, 24 Maret 2011

Pantai Matras, Sisi Indah Pulau Bangka

Halo sobat atahira..., apa kabar tugas-tugas sobat minggu ini? Semoga kesuksesan terus kita raih yach.., amin. Tapi, disamping menikmati banyaknya tugas, ada baiknya kita refresing kan? Biar lebih badan n otak lebih fresh n siap beraktifitas lagi nantinya gitu. Nah, pada kesempatan ini saya akan ajak sobat tuk jalan-jalan menikmati indahnya salah satu pantai yang ada di pulau Bangka, namanya pantai Matras. Yach, kalo belum sekarang, siapa tau sobat-sobat bisa berkunjung kesini lain waktu, ya gak? Mantaf. So, selamat berwisata n cekidot.

Pantai Matras masuk dalam wilayah Desa Matras, Kelurahan Sinar Baru, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka. Terletak disebelah Timur Laut Pulau Bangka dan berjarak kurang lebih 40 km dari Pangkalpinang Ibukota Propinsi Kepulauan Bangka Belitung atau sekitar 7 km dari kota Sungailiat Kabupaten Bangka. Dengan akses jalan yang mulus dan lebar, akan memudahkan sobat mencapai tempat ini. Bisa menggunakan kendaraan sendiri maupun jasa taksi.

Semua jenis kendaraan dapat memasuki pantai hingga ke bibir pantai yang berpasir putih dan landai sepanjang kurang lebih 4 km dari ujung selatan hingga semenanjung di ujung utara dengan lebar 20 sampai 30 meter. Kelebihan pantai ini adalah pasir putihnya yang halus, nyiur yang melambai-lambai, dan aliran sungai yang alami.

Keistimewaan lain, lokasinya yang nyaman dan tenang akan memberikan keleluasaan kepada para pengunjung untuk menyantap makanan sambil bersandar di bebatuan alam dan menikmati keindahan suasana pantai. Pantai ini dilatar belakangi pepohonan kelapa yang indah dan aliran sungai alami, dan pastinya pantai ini memiliki pemandangan yang sangat elok hingga sering disebut sebagai Pantai Surga.

Pantai Matras menjadi andalan dan paling banyak dikunjungi oleh pengunjung baik masyarakat Bangka sendiri atau wisatawan nusantara dan mancanegara. Apalagi pada akhir pekan dan liburan sekolah. Para wisatawan ini memanfaatkan waktu luang ini untuk sekedar menikmati keindahan dan hembusan angin pantai hingga menceburkan diri ke air laut dan bermain-main dengan gelombang.

Nah sobat, itulah sedikit gambaran tentang pantai Matras. Jika sobat belum bisa mengunjunginya dalam waktu dekat, paling tidak sudah mempunyai gambaran tentang wisata yang satu ini. Dan saya selalu berharap, suatu saat para sobat bisa menyempatkan diri menikmati keindahan pantai Matras yang masih alami ini. Dijamin kepenatan anda akan segera hilang setelah menikmatinya dan andapun siap untuk melanjutkan aktifitas, mantaf.















Senin, 14 Maret 2011

Sejarah Pulau Bangka

Hmm, udah lama gak nulis tentang daerah sendiri. Baru ingat pernah dapet pesan dari sebuah grup di facebook. Balik lagi kebelakang, eh alhamdulillah pesennya masih ada, hihihi. Kadang ada untungnya juga gak buru-buru ngapus pesan di facebook. Yach, minimal kayak gini. Jadi ya udah, kita terusin aja sharenya . Sekedar berbagi pengetahuan n cerita aja. Moga bisa menambah pengetahuan kita bersama, amin...



Sejarah mengungkapkan bahwa Pulau Bangka pernah dihuni oleh orang-orang Hindu dalam abad ke-7. pada masa Kerajaan Sriwijaya pula Bangka termasuk pula sebagai daerah yang takluk dari kerajaan yang besar itu. Demikian pula kerajaan Majapahit dan Mataram tercatat pula sebagai kerajaan-kerajaan yang pernah menguasai Pulau Bangka. Namun pada masa itu pulau Bangka baru sedikit mendapat perhatian, meskipun letaknya yang strategis ditengah-tengah alur lalu lintas setelah orang-orang daratan Asia maupun Eropa berlomba-lomba ke Indonesia dengan ditemukannya rempah-rempah. Kurangnya perhatian dari para bajak laut yang menimbulkan penderitaan bagi penduduknya.

Untuk mengatasi kekacauan yang terjadi, Sultan Johor dengan sekutunya Sutan dan Raja Alam Harimau Garang. Setelah melakukan tugasnya dengan baik, juga mengembangkan Agama Islam ditempat kedudukannya masing-masing Kotawaringin dan Bangkakota. Namun sayangnya hal ini tidak berlangsung lama, kemudian kembali pulau Bangka menjadi sarang kaum bajak laut. Karena merasa turut dirugikan dengan dirampasnya kapal-kapalmya maka Sultan Banten mengirimkan Bupati Nusantara untuk membasmi bajak-bajak laut tersebut, kemudian Bupati Nusantara untuk beberapa lama memerintah Bangka dengan gelar Raja Muda. Diceritakan pula bahwa Panglima Banten, Ratu Bagus yang terpaksa mundur dari pertikaiannya dengan Sultan Palembang, menuju ke Bangka Kota dan wafat disana.

Setelah Bupati Nusantara wafat, kekuasaan jatuh ketangan putri tunggalnya dan karena putrinya ini dikawinkan dengan Sultan Palembang, Abdurrachman (1659-1707), dengan sendirinya pulau Bangka menjadi bagian dari Kesultanan Palembang. Pada tahun 1707 Sultan Abdurrachman wafat, dan ia digantikan oleh putranya Ratu Muhammad Mansyur (1707-1715). Namun Ratu Anum Kamaruddin adik kandung Ratu Muhammad Mansyur kemudian mengangkat dirinya sebagai Sultan Palembang, menggantikan abangnya (1715-1724), walaupun abangnya telah berpesan sebelum wafat, supaya putranya Mahmud Badaruddin menyingkir ke Johor dan Siantan, sekalipun secara formal sudah diangkat juga rakyat menjadi Sultan Palembang. Tetapi pada tahun 1724 Mahmud Badaruddin dengan bantuan Angkatan Perang Sultan Johor merebut kembali Palembang dari pamannya. Kekuasaan atas pulau Bangka selanjutnya diserahkan oleh Mahmud Badaruddin kepada Wan Akup, yang sejak beberapa waktu telah pindah dari Siantan ke Bangka bersama dua orang adiknya Wan Abduljabar dan Wan Serin. Kemudian atas dasar Konversi London tanggal 13 Agustus 1814, Belanda menerima kembali dari Inggris daerah-daerah yang pernah didudukinya ditahun 1803 termasuk beberapa daerah Kesultanan Palembang. Serah terima dilakukan antara M.H. Court (Inggris) dengan K. Heynes (Belanda) di Mentok pada tanggal 10 Desember 1816.

Kecurangan-kecurangan, pemerasan-pemerasan, pengurasan dan pengangkutan hasil Timah yang tidak menentu, yang dilakukan oleh VOC dan Ingris (EIC) akhirnya sampailah pada situasi hilangnya kesabaran rakyat. Apalagi setelah kembali kepada Belanda. Yang mulai menggali timah secara besar-besaran dan ang sama sekali tidak memikirkan nasib pribumi. Perang gerilya yang dilakukan di Musi Rawas untuk melawan Belanda, juga telah membangkitkan semangat perlawanan rakyat di Pulau Bangka dan Belitung. Maka pecahlah pemberontakan-pemberontakan, selama bertahun-tahun rakyat Bangka mengadakan perlawanan, berjuang mati-matian untuk mengusir Belanda dari daerahnya, dibawah pimpinan Depati Merawang, Depati Amir, Depati Bahrin, dan Tikal serta lainnya. Kemudian istri Mahmud Badaruddin yang karena tidak serasi berdiam di Palembang diperkenankan suaminya menetap di Bangka dimana disebutkan bahwa istri Sultan Mahmud ini adalah anak dari Wan Abduljabar. Sejarah menyebutkan bahwa Wan Abduljabar adalah putra kedua dari abdulhayat seorang kepercayaan Sultan Johor untuk pemerintahan di Siantan, Abdulhayat ini semula adalah seorang pejabat tinggi kerajaan Cina bernama Lim Tau Kian, yang karena berselisih paham lalu melarikan diri ke Johor dan mendapat perlindungan dari Sultan. Ia kemudian masuk agama Islam dengan sebutan Abdulhayat, karena keahliannya diangkat oleh Sultan Johor menjadi kepala Negeri di Siantan.

Sekitar tahun 1709 diketemukan timah, yang mula-mula digali di Sungai Olin di Kecamatan Toboali oleh orang-orang johor atas pengalaman mereka di semenanjung Malaka. Dengan diketemukannya timah ini, mulailah pulau Bangka disinggahi oleh segala macam perahu dari Asia maupun Eropa. Perusahaan-perusahaan penggalian timah pun semakin maju, sehingga Sultan Palembang mengirimkan orang-orangnya ke Semenanjung Negeri Cina untuk mencari tenaga-tenaga ahli yang kian terasa sangat diperlukan. Pada tahun 1717 mulai diadakan perhubungan dagang dengan VOC untuk penjualan timah. Dengan bantuan kompeni ini, Sultan Palembang berusa membasmi bajak-bajak laut dan penyelundupan-penyelundupan timah. Pada tahun 1755 pemerintah Belanda mengirimkan misi dagangnya ke Palembang yang dipimpin oleh Van Haak, yang bermaksud untuk meninjau hasil timaha dan lada di Bangka. Pada sekitar tahun 1722 VOC mengadakan perjanjian yang mengikat dengan Sultan Ratu Anum Kamaruddin untuk membeli timah monopoli, dimana menurut laporan Van Haak perjanjian antara pemerintah Belanda dan Sultan Palembang berisi :
• Sultan hanya menjual timahnya kepada kompeni
• Kompeni dapat membeli timah sejumlah yang diperlukan.

Sebagai akibat perjanjian inilah kemudian banyak timah hasil pulau Bangka dijual dengan cara diselundupkan. Selanjutnya tahun 1803 pemerintah Belanda mengirimkan misi lagi yang dipimpin oleh V.D. Bogarts dan Kapten Lombart, yang bermaksud mengadakan penyelidikan dengan seksama tentang timah di Bangka.

Perjanjian Tuntang pada tanggal 18 September 1811 telah membawa nasib lain bagi pulau Bangka. Pada tanggal itu ditandatanganilah akta penyerahan dari pihak Belanda kepada pihak Inggris, dimana pulau Jawa dan daerah-daerah takluknya, Timor, Makasar, dan Palembang berikut daerah-daerah takluknya menjadi jajahan Inggris. Raffles mengirimkan utusannya ke Palembang untuk mengambil alih Loji Belanda di Sungai Aur, tetapi mereka ditolak oleh Sultan Mahmud Badaruddin II, karena kekuasaan Belanda di Palembang sebelum kapitulasi Tuntang sudah tidak ada lagi. Raffless merasa tidak senang dengan penolakan Sultan dan tetap menuntut agar Loji Sungai Aur diserahkan, juga menuntut agar Sultan menyerahkan tambang-tambang timah di pulau Bangka dan Belitung. Pada tanggal 20 Maret 1812 Raffles mengirimkan Ekspedisi ke Palembang yang dipimpin oleh Jendral Mayor Roobert Rollo Gillespie. Namun Gillespie gagal bertemu dengan Sultan lalu Inggris mulai melaksanakan politik “Devide et Impera”nya. Gillespie mengangkat Pangeran Adipati sebagai Sultan Palembang denga gelar Sultan Ahmad Najamuddin II (tahun 1812). Sebagai pengakuan Inggris terhadap Sultan Ahmad Najamuddin II dibuatlah perjanjian tersendiri agar pulau Bangka dan Belitung diserahkan kepada Inggris. Dalam perjalanan pulang ke Betawi lewat Mentok oleh Gillespie, kedua pulau itu diresmikan menjadi jajahan Inggris dengan diberi nama “Duke of Island” (20 Mei 1812).

Sumber: Bangka | Bangka Tengah Facebook Community.

Minggu, 20 Februari 2011

Gamma Band, Pendatang Baru Asal Bangka Belitung

Hihihihi....
Lho? kok ketawa? Lucu yach? hihihihi...
Maaf banget lo saya mesti ngakak di awal postingan (sambil malu-malu sech). Bagaimana nggak(sedikit buka kartu nech), udah sering banget kemaren-kemaren dinyanyiin lo lagi dikamar mandi atau saya bikin reff nya di postingan facebook salah satu lagunya Gamma Band yang liriknya gini "...satu atau dua pilih aku atau dia yang engkau suka.., satu atau dia pilih aku atau dia yang engkau cinta... bla bla bla...", eh habis pulang dari pesta nikahan temen tadi baru tau lo tu grup band asal Bangka Belitung. Nah lu... Kemane bae ge?", kata orang Bangka yang kalo di terjemahkan bebas kira-kira artinya kemana aja sechh??,hehehe. Jadi wajar kan tadi saya ngakak? Secara putra Bangka gitu loch.., malu-maluin aja, bangga dikit.., hihihi.


Gamma Band

Udah ah ngomong malunya, ntar gak kelar-kelar gara-gara malu. Kayak temen pernah bilang gini. Malu itu udah aku injak dalem-dalem ampe perut bumi. Kalo malu terus, kapan majunya,hihihi.. Ada benernya juga sech. Yang jelas kali ini saya bakal sedikit berbagi tentang profil Gamma Band, itung-itung biar gak merasa berdosa,hihihi.

Gamma... Ya, itulah nama band pendatang baru ini. Band yang berasal dari Desa Mancung Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung ini personilnya beranggotakan lima cowok dan satu cewek yang terdiri dari Hery (Vokal 1), Nilam (Vokal 2), Alung (Gitaris), Pandi (Bassis), Andan (Drumer)dan Manji (Keyboard). Latar belakang mereka hanya dari kalangan masyarakat biasa. Namun kemauan dan motifasi yang luar biasa membuat mereka menjadi salah satu Band yang digemari di Indonesia.

Dengan nuansa musik melayu, generasi muda Bangka ini merilis album perdana mereka bertajuk Langkahku antara lain Satu atau Dua, Tujuh Samudra dan Dua Jam berlalu kini bisa dinikmati masyarakat luas.

Akhirnya, sukses buat Gamma Band, semoga ini dapat mamacu generasi muda untuk terus berkreasi. Semoga eksis dan terus berkarya guna memajukan nama daerah dan memberikan tambahan warna belantika musik bumi pertiwi.


Gamma Band - 1 atau 2 download disini

Gamma Band - 7 Samudera download disini

Gamma Band - 2 Jam Berlalu download disini



Lagu Gamma Band yang lain bisa dilihat disini

Senin, 13 Desember 2010

Profil Irfan Bachdim

Pemain naturalisasi indonesia yang satu ini kini memang menjadi idola baru masyarakat Indonesia. Baik yang hoby sepokbola, maupun yang tidak tau sama sekali tentang sepakbola. Ia menjadi berita yang sangat diminati setelah menyumbangkan gol pada penyisihan grup A Piala AFF Suzuki 2010 saat Indonesia menekuk Malaysia (5-1). Ditambah lagi saat Indoneisa melibas Laos (6-0) di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

Kepiawaiannya memainkan bola memang patut diacungi jempol. Apalagi ditambah dengan tampangnya yang ganteng,maka tak heran jika ia menjadi idola baru masyarakat Indonesia,terutama oleh kaum hawa. Ia kini tak bisa sebebas dulu bergerak, karena selalu ada para fans nya yang setia menuggu waktu luangnya sekedar meminta tanda tangan dan berfoto bersama.

Infan merayakan kesuksesannya setelah memasukkan bola ke gawang Laos

Untuk mengenalnya lebih dekat, berikut ini profil Irfan Bachdim.

Nama lengkap : Irfan Haarys Bachdim
Tanggal lahir : 11 Agustus 1988 (umur 22)
Tempat lahir : Amsterdam, Belanda
Tinggi : 1.72 m (5 ft 8 in)
Posisi bermain : Gelandang, Striker
Klub saat ini Persema Malang
Nomor : 10

Klub Junior
Tahun Klub Tampil (Gol)
1999-2001 Ajax Amsterdam
2002 SV Argon
2003-2007 FC Utrecht

Klub Senior
2008-2009 FC Utrecht 1 (0)
2009 HFC Haarlem 0 (0)
2010Persema Malang 6 (3)

Tim nasional
2010- Flag of Indonesia.svg Indonesia 3 (1)

Selasa, 07 Desember 2010

Sejarah Hari Kota Koba

Mungkin ada sebagian dari kita yang merasa warga Koba terutama dan warga Kabupaten Bangka Tengah umumnya yang belum mengetahui bahwa tanggal 1 Agustus adalah hari jadi Kota Koba,atau bagi yang sudah tau mungkin bertanya mengapa tanggal 1 Agustus? Disini akan sedikit dijelaskan rentetan penentuan hari jadi kota Koba.

Sebelum menentukan hari jadi Koba,telah diadakan Penelitian untuk melacak Hari Jadi Koba yang cukup panjang dengan melibatkan cukup banyak anggota tim yang setidaknya menawarakan lima versi kelahiran kota koba,antara lain adalah versi 189,versi 152, versi 93,versi 73 dan versi 56.

Berdasarkan hasil seminar yang digelar pada tanggal 23 Nopember 2006 dan tanggal 8 Desember 2006 di Koba diputuskan untuk mengambil dua alternatif hari jadi koba,yakni versi 56(22 April 1950) dan versi 152(1 Agustus 1854). Momen 22 April 1950 merupakan tahapan sejarah terbaru dan terbaku bagi Koba berada dalam wilayah NKRI yang memiliki relevansi nyata hingga sekarang. Pembentukan 13 kecamatan di Pulau Bangka menandai bahwa sistem pemerintahan mulai mengalami kemapanan,termasuk ketika Kabupaten Bangka Tengah terbentuk,Koba tetap merupakan sebuah kecamatan. Nilai nasionalisme dengan demikian melekat erat pada peristiwa 22 April 1950,sebuah tujuan akhir dari perjuangan kemerdekaan.

Sementara itu,1 Agustus 1854 adalah hari dimana Koba ditetapkan sebagai daerah yang sejajar sengan daerah lain di Pulau Bangka sebagai sebuah Distrik. Melihat peningkatan status daerah dari onderdistrik menjadi distrik,maka momen ini meiliki makna yang sangat relevan dengan konteks masa kini. Momen ini sekaligus merupakan pengakuan arti penting Koba sejajar dengan daerah lain di Pulau Bangka.

Dengan demikian,perjalanan tahapan sejarah Koba yang setara dengan daerah lain terjadi pada tanggal 1 Agustus 1854 yang ditetapkan sebagai hari jadi Koba. Pembentukan Koba sebagai distrik jika dikomparasikan dengan masa sekarang memiliki hubungan erat dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia,yakni pada bulan yang sama. Dengan demikian, dalam konteks kontemporer peristiwa ini membaurkan makna antara nasionalisme dan lokalisme.

(Sumber:KOBA DALAM HISTORIOGRAFI Sebuah Penelusuran Jejak Sejarah Koba.,Ibrahim,Nirwana Sari dkk.,Badan Penerbit Filsafat UGM,Januari 2007)

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

DAN BERCERMINLAH..., KARENA DENGAN BERCERMIN KITA BISA MERUBAH DIRI

Kata Mutiara

"Jangan terlalu berlebihan memuji seseorang, karena kita akan merasa malu ketika suatu saat harus mengakui kekurangannya.
dan jangan terlalu berlebihan menghujat seseorang, karena kita akan menjadi risih ketika suatu saat harus mengagungkan kelebihannya"