Selasa, 07 Desember 2010

Sejarah Hari Kota Koba

Mungkin ada sebagian dari kita yang merasa warga Koba terutama dan warga Kabupaten Bangka Tengah umumnya yang belum mengetahui bahwa tanggal 1 Agustus adalah hari jadi Kota Koba,atau bagi yang sudah tau mungkin bertanya mengapa tanggal 1 Agustus? Disini akan sedikit dijelaskan rentetan penentuan hari jadi kota Koba.

Sebelum menentukan hari jadi Koba,telah diadakan Penelitian untuk melacak Hari Jadi Koba yang cukup panjang dengan melibatkan cukup banyak anggota tim yang setidaknya menawarakan lima versi kelahiran kota koba,antara lain adalah versi 189,versi 152, versi 93,versi 73 dan versi 56.

Berdasarkan hasil seminar yang digelar pada tanggal 23 Nopember 2006 dan tanggal 8 Desember 2006 di Koba diputuskan untuk mengambil dua alternatif hari jadi koba,yakni versi 56(22 April 1950) dan versi 152(1 Agustus 1854). Momen 22 April 1950 merupakan tahapan sejarah terbaru dan terbaku bagi Koba berada dalam wilayah NKRI yang memiliki relevansi nyata hingga sekarang. Pembentukan 13 kecamatan di Pulau Bangka menandai bahwa sistem pemerintahan mulai mengalami kemapanan,termasuk ketika Kabupaten Bangka Tengah terbentuk,Koba tetap merupakan sebuah kecamatan. Nilai nasionalisme dengan demikian melekat erat pada peristiwa 22 April 1950,sebuah tujuan akhir dari perjuangan kemerdekaan.

Sementara itu,1 Agustus 1854 adalah hari dimana Koba ditetapkan sebagai daerah yang sejajar sengan daerah lain di Pulau Bangka sebagai sebuah Distrik. Melihat peningkatan status daerah dari onderdistrik menjadi distrik,maka momen ini meiliki makna yang sangat relevan dengan konteks masa kini. Momen ini sekaligus merupakan pengakuan arti penting Koba sejajar dengan daerah lain di Pulau Bangka.

Dengan demikian,perjalanan tahapan sejarah Koba yang setara dengan daerah lain terjadi pada tanggal 1 Agustus 1854 yang ditetapkan sebagai hari jadi Koba. Pembentukan Koba sebagai distrik jika dikomparasikan dengan masa sekarang memiliki hubungan erat dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia,yakni pada bulan yang sama. Dengan demikian, dalam konteks kontemporer peristiwa ini membaurkan makna antara nasionalisme dan lokalisme.

(Sumber:KOBA DALAM HISTORIOGRAFI Sebuah Penelusuran Jejak Sejarah Koba.,Ibrahim,Nirwana Sari dkk.,Badan Penerbit Filsafat UGM,Januari 2007)

0 komentar:

Posting Komentar

MARI BUDAYAKAN BERKOMENTAR...!!!

Hallo sobat atahira...,
Kiranya berkenan memberi sepatah dua patah kata komentar untuk postingan ini.
Komentar sobat sangat berharga untuk kemajuan blog ini, terimakasih.

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

DAN BERCERMINLAH..., KARENA DENGAN BERCERMIN KITA BISA MERUBAH DIRI

Kata Mutiara

"Jangan terlalu berlebihan memuji seseorang, karena kita akan merasa malu ketika suatu saat harus mengakui kekurangannya.
dan jangan terlalu berlebihan menghujat seseorang, karena kita akan menjadi risih ketika suatu saat harus mengagungkan kelebihannya"